Sejarah Arsitektur

ASAL MULA SANG PERANCANG

Perancangan di alam semesta ini yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta sangatlah memukau hati dan memikat rasa. Sang Pencipta merancangkan semesta dengan penuh keindahan yang memukau, tak hanya indah ciptaan-ciptaan-Nya pun memiliki fungsi atau manfaat yang begitu besar bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Hari berganti hari, berjalan menjadi tahun berganti tahun, pada akhirnya manusia mengenal tentang arsitektur meski, pada awalnya manusia belum menyadari bahwa apa yang mereka kerjakan adalah bentuk atau bagian dari arsitektur.
“Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan” atau “metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan”, merupakan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tentang Arsitektur. Arsitektur (Latin: architectura, dari ἀρχιτέκτων Yunani arkhitekton “arsitek”, dari ἀρχι- “kepala” dan τέκτων “pembangun”) adalah proses dan produk dari merencanakan, mendesain, dan membangun bangunan dan struktur fisik lainnya.
Arsitektur pada akhirnya dapat dibayangkan, dirancang dan di wujudkan dalam betuk bangunan yang selalu memperhatikan aspek keindahan, kesatuan dan penciptaan bentuk dan ruang. Dan arsitek merupakan seniman struktur yang merancang menggunakan struktur secara estetis yang berdasarkan prinsip-prinsip struktur bangunan tersebut.



Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan dan cara, arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dengan pengetahuan-pengetahuan yang mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, dan akhirnya arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada masa-masa tersebut, seorang arsitek tidaklah menjadi seorang figure yang penting atau figure penentu terbangunnya sebuah bangunan, melainkan hanya sebagai penjalan tradisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sekitar.



            Permukiman manusia pada awalnya bersifat rural atau sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan, kemudian berkembang menjadi masyarakat urban atau perkotaan. Seiring perkembangannya pun kompleksitas dari bangunan dan juga tipologinya meningkat. Teknologi-teknologi pembangunan fasilitas umum pun juga tak lupa berkembang, bahkan berkembang dengan sangat pesat, seperti jalan, jembatan dan lainnya. Juga, bangunan-bangunan dengan tipologi baru seperti sekolah, rumah sakit, tempat rekreasi juga lahir dan berkembang, selayaknya tempat-tempat atau bangunan rumah ibadah. Dengan begitu, semakin banyak gaya-gaya arsitektur yang berkembang.



Pada periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) yang dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan dalam mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual, contohnya Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci – dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Dan pada abad ke-19, École des Beaux-Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.





Setelahnya, arsitektur terus berkembang dengan sangat pesat, pada abad ke-20 pemikiran-pemikiran yang mendasari terjadinya arsitektur modern lahir. Contohnya, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang baik dan merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesis seni, ketrampilan, dan teknologi.
Hingga saat ini dunia arsitektur terus melakukan terobosan-terobosan baru dalam bidang merancang bangunan yang estetis. Arsitektur pun memiliki beragam macam, mulai dari arsitektur rumah tinggal, arsitektur bangunan komersil, desain interior, arsitektur bangunan hijau, lanskap, urban hingga kawasan industri dan banyak lagi.
Karya manusia akan terus ada dan berkembang, hal itu membuktikan eksistensi dunia arsitektur, memperlihatkan bahwa kehidupan manusia terus membangun dan peran para arsitek sangat krusial didalamnya layaknya karya bangunan yang merupakan karya yang nyata dan sangat kasat mata dalam kehidupan manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Review Film "One Way Trip"

Review Drama Korea "Good Doctor"