Bahasa Indonesia Pembahasan Lengkap
Tabea, dibawah ini adalah 'Bahasa Indonesia' dan pembahasannya. Terlengkap!!!
Enjoy :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I.
SEJARAH
DAN KEDUDUKAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
· Sejarah
Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia terdiri atas dua
masa, yaitu :
1. Sebelum
Kemerdekaan
Sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamasikan, bahasa Indonesia sudah ada namun hanyalah sebagai salah satu
bagian dari dialek bahasa Melayu. Sudah berabad-abad bahasa Melayu digunakan
sebagai alat penghubung antar penduduk bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku dan bahasa itupun terjadi di masa penjajahan Belanda, bahasa
Melayu digunakan sebagai bahasa penghubung yang memiliki cakupan yang luas
bahkan bukan hanya sebagai bahasa penghubung antar penduduknya, namun sampai
pada komunikasi antar pemerintah Belanda dan penduduk bangsa Indonesia.
28 Oktober 1928, pada saat
dilangsungkannya Kongres Pemuda, bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa
Indonesia dan akhirnya diikrarkan sebagai bahasa persatuan atau bahasa
nasional.
Saat masa penjajahan Jepang, Jepang
telah melarang penggunaan bahasa Belanda dan pelarangan ini ternyata membawa
dampak besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia pada masa itu. Selama itu
perkembangan dan penggunaan bahasa Indonesia semakin meluas dan merambah ke
berbagai kehidupan penduduknya mulai dari penggunaan bahasa dalam kehidupan
sehari-hari hingga kehidupan politik dan pemerintahan.
2. Setelah
Kemerdekaan
18 Agustus 1945 sehari setelah
kemerdekaan diproklamasikan, bahasa Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 dalam
pasal 36 yang menyebutkan “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dalam
pernyataan pasal tersebut sekaligus menjelaskan selain sebagai bahasa nasional,
bahasa Indonesia adalah juga sebagai bahasa Negara sehingga digunakan juga
dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan Negara.
Dalam masa ini perkebamgan bahasa
Indonesia sangat pesat, pemerintan juga ikut melakukan sumbangsih yang besar
dalam hal ini contohnya dengan upaya mengembangkan bahasa Indonesia lewat Pusat
Bahasa yang telah dibentuk dengan melakukan perubahan ejaan bahasa Indonesia,
mulai dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan Suwandi hingga kini Ejaan yang
Disempurnakan (EYD).
· Kedudukan
Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki 2 kedudukan,
yaitu sebagai bahasa Nasional dan sebagai bahasa Negara. Kedudukannya sebagai
bahasa Nasional bersumber pada Sumpah Pemuda, dan sebagai bahasa Negara
bersumber dalam UUD 1945.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa
Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. Lambang
kebanggaan bangsa
Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia merupakan
cerminan dari nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia
2. Lambang
identitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional,
bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sejajar dengan bendera Negara.
3. Alat
pemersatu bangsa
4. Alat
perhubungan antar daerah dan budaya (Amram Halim 1977:22)
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa
resmi kenegaraan
2. Bahasa
pengantar di lembaga pendidikan
3. Bahasa
resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk pembangunan dan pemerintahan
4. Bahasa
resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
II.
KALIMAT
EFEKTIF DAN CONTOH
Kalimat
Efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan
predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan;serta cara memilih kata
(diksi) yang tepat dalam kalimat. kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Berikut
merupakan 6 syarat penulisan kalimat efektif, yaitu :
1. Kesatuan
Ciri-ciri yang disebut dengan kesatuan kalimat ;
a. Adanya
Subject dan Predikat yang Jelas
Contoh : Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi
di rumah adat.
b. Tidak Memiliki Subjek Ganda
Contoh : Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa.
c. Dalam Kalimat Tunggal Tidak Menggunakan Kata Penghubung Intra
kalimat
Contoh : Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
d. Predikat Kalimat Tidak Didahului Oleh Kata “yang”
Contoh : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
2.
Kehematan
Contoh : Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu.
3.
Kepararelan
Contoh : Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para
praktikan.
4. Kelogisan
Contoh : Bapak dosen kami persilahkan.
5. Kepaduan
Contoh : Adik memakan ikan tadi pagi.
6. Ketetapan
Contoh : Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.
Contoh-contoh lain
dari kalimat efektif adalah :
1.
Aris membeli
pulsa untuk kakaknya.
2.
Setiap kali
mereka bertemu, mereka saling pandang berpandangan.
3.
Sinta sedang menginvestasikan
perabotan kantor.
4.
Para wanita
perlu berhati – hati jika melewati lorong.
5.
Seluruh
mahasiswa dikenakan peraturan yang sama.
6.
Karena harga
terus melambung tinggi, rakyat menderita kelaparan.
7.
Penelitian ini
akan memberikan banyak manfaat untuk warga.
8.
Tugas peneliti
adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data.
9.
Kita harus
menyelesaikan berbagai kendala penelitian.
10. Setiap hari sabtu anak – anak latihan pramuka.
11. Sesampainya di rumah paman, riko langsung
berkebun dengan paman.
12. Malam ini merupakan malam yang dingin.
13. Rapat itu membahas cara memajukan pariwisata
daerah.
14. Bulan itu bertepatan dengan bulan puas.
15. Saat itu malam penuh bintang.
III. PEMILIHAN KATA (DIKSI) DAN
CONTOH
Selain
diartikan dengan pilihan kata, diksi adalah suatu pernyataan yang dipakai untuk
mengungkapkan gagasan atau mengungkapkan sebuah cerita yang membahas gaya
bahasa, mengungkapkan gagasan maupun lainnya. Sehingga dengan adanya diksi,
setiap kata bisa dibaca dan juga dipahami oleh pembaca dan pendengar.
Agar cerita yang dihasilkan
lebih menarik, maka diksi atau pilihan kata yang baik juga harus memenuhi
beberapa syarat berikut ini:
1. Ketepatan pemilihan kata ketika menyampaikan suatu gagasan.
2. Pengarang juga harus mempunyai kemampuan untuk membedakan dengan
tepat makna berdasarkan gagasan yang hendak disampaikan. Serta memiliki
kemampuan untuk menemukan bentuk yang pas dengan situasi serta nilai rasa para
pembacanya.
3. Dapat menguasai berbagai kosakata serta
mampu memanfaatkan kata menjadi suatu kalimat yang jelas, mudah dimengerti dan
lebih efektif.
Diksi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut ini:
- Tepat pada pemilihan kata guna mengungkap gagasan ataupun hal yang diamanatkan.
- Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan situasi maupun nilai rasa pembacanya.
- Memakai pembendaharaan kata yang dipunya oleh masyarakat bahasanya serta bisa menggerakan atau memberdayakan kekayaan itu menjadi sebuah kata yang jelas.
Jenis-jenis diksi
berdasarkan makna adalah :
1. Makna Denotatif
Makna denotatif artinya makna asli, makna sebenarnya, ataupun
makna asal dari sebuah kalimat ataupun kata. Contoh : Sari sangat “gemar membaca”, jadi, tak heran bila dia pintar serta
berpengetahuan luas.
2. Makna
konotatif, menyatakan makna yang memiliki arti bukan sebenarnya terhadap suatu
kalimat ataupun kata. Contoh : Seorang ayah “banting
tulang” tanpa kenal lelah, bekerja pagi hingga petang hanya untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. (“banting tulang” bermakna bekerja keras).
Jenis-jenis diksi
berdasarkan leksikal adalah :
1. Sinonim, merupakan kata
yang bermakna sama. Penertian sinonim lainnya ialah persamaan kata. Contoh : Bahagia =
Gembira; Matahari = Mentari; Lezat = Enak
2. Antonim,
yang berarti kata yang mempunyai makna berlawanan. Atau bisa
diartikan juga dengan perbedaan kata atau lawan kata. Contoh : Naik
>< Turun; Banyak >< Sedikit; Tinggi >< Pendek
3. Homonim, yakni kata yang mempunyai makna
berbeda, tapi lafal ataupun ejaannya sama. Contoh : Di awal Bulan, Bapak menerima
gaji
4. Homofon, merupakan kata yang bermakna dan
berejaan beda, tapi punya lafal sama. Contoh : Rika rajin sekali menabung di Bank.
5. Homograf,
merupakan kata yang bermakna dan berlafal beda, namun mempunyai ejaan sama.
Contoh : Dani sedang mengkonsumsi Tahu goreng saat ini.
6. Polisemi,
merupakan kata yang punya banyak arti ataupun pengertian. Contoh : Saya menabung di bank
dan mendapat Bunga 20%.
7. Hipernim dan Hiponim, merupakan kata yang
telah mewakili banyak kata lainnya. Sehingga kata hipernim dapat menjadi kata
umum suatu penyebutan kata lainnya. Sementara Hiponim merupakan kata yang
terwakili maknanya oleh kata hipernim. Contoh : Di dalam hutan belantara
banyak sekali binatang liar, misalnya harimau, srigala, kera, macan tutul,
rusa, maupun lainnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------Makase banya:))
Casino | Dr. McD Foundation
ReplyDeleteWe are one of 부천 출장샵 the largest Casino Rewards 포항 출장샵 Rewards® Rewards Program. The most comprehensive loyalty program in online gaming! · 강원도 출장샵 Players can redeem 대전광역 출장샵 the Casino Rewards Card Rating: 3.5 경상남도 출장안마 · 1 vote